Penanganan Bahasa Dayak yang Hampir Punah dan sudah Punah

ABSTRACT
Indigenous language in Central Kalimantan is called
Dayak Language. From 37 indigenous languages in Central
Kalimantan, there are only three languages that have been
classified as standard language. And only one indigenous
language has standard qualification. It shows that almost
indigenous languages are only used as communication tool
in limited area that is within the race.
This situation has resulted in four language situation
trends in Central Kalimantan. First, Language Group 1 and
Group 2 are to be the first choice for the language users.
Second, in the city/urban area, the trend language Group 1
and Group 2 are going to decrease. Third, the change of
social structure and population density cause language
group 1 and group 2 tends to be extinct. Fourth, the natural
selection will configure which language that can stand or
will be extinct. Baca lebih lanjut

Penerapan Model Sinektik Dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada tantangan yang sangat krusial, berkaitan dengan penyiapan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam masyarakat global, yang diwarnai oleh ketatnya kompetisi dan revolusi informasi sebagai dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadipribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2005:3), melainkan juga mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Kemandirian ini terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kemampuan berpikir kreatif yang mewujudkan kreativitas. Sumber daya
manusia seperti itu sungguh diperlukan oleh bangsa kita dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum, egalitarian, dan religius. Baca lebih lanjut

Pengelompokan Varietas-varietas Bahasa di Lembah Grime Jayapura dan Beberapa Permasalahan Pemetaan Bahasa di Papua

ABSTRACT
The inventory of local languages in Indonesia,
until now, is not finished. This is because the number of
local languages and dialects are not yet all knoun. The
last publication on the number of languages in
Indonesia issued by Summer Institute of Linguistics
(2001) stated that there were 726 languages. The
National Languges Center (Pusat Bahasa) has carrying
out new inventory activity since 2007 and the results are
yet to be made knoun.Will results from this inventory
effort give us a clear picture of the uncertainty about the
number of Indonesia languages? Baca lebih lanjut

Pengembangan Peran Lembaga Kebahasaan: Kendala dan Peluang

1. Masalah Kebahasaan yang Perlu Ditangani
Menurut kedudukannya, bahasa yang digunakan di Indonesia dibagi atas tiga kelompok: bahasa nasional/negara, bahasa daerah, dan bahasa asing. Dalam makalah ini masalah bahasa asing tidak dibicarakan karena tidak menjadi tugas (utama) Pusat Bahasa dan unit-unitnya. Sementara itu, masalah yang berkenaan dengan bahasa daerah saat ini ditangani oleh balai/kantor bahasa terdekat di tempat bahasa itu digunakan.
Penanganan masalah bahasa Indonesia memiliki dua aspek, yaitu aspek penutur dan aspek korpus bahasa. Penangan masalah yang berhubungan dengan penutur bahasa tercakup dalam upaya pembinaan bahasa, sedangkan masalah yang berhubungan dengan korpus bahasa termasuk di dalam upaya pengembangan bahasa.
Masalah yang berhubungan dengan penutur, antara lain, adalah sikap mereka terhadap bahasa Indonesia. Jika sikap yang positif terbangun pada diri penutur, mereka akan memiliki rasa bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia dan menjadikannya lambang jati diri. Sikap itu dengan sendirinya juga akan menentukan pemilihan bahasa Indonesia sebagai sarana berkomunikasi antaretnis di Indonesia yang sekaligus mengikat
keberagaman mereka dalam satu kesamaan.
Korpus bahasa Indonesia harus diakui masih dalam proses pengembangan untuk menjadikan bahasa itu mampu berstatus sebagai bahasa negara. Dalam statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia harus berfungsi sebagai bahasa pengantar di bidang administrasi pemerintahan, teknologi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan sebagainya.
Dengan kata lain, bahasa Indonesia digunakan di semua lembaga negara. Itu berarti bahwa masalah kebahasaan secara potensial timbul di berbagai departemen dan kantor. Baca lebih lanjut

Ratapan dan Harapan Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Biak di Resort Biak-Numfor

Abstrak
Bahasa Biak (BB) adalah salah satu bahasa daerah
(BD) yang pertama kali diteliti, ditulis dan diajarkan
secara formal sebagai pelajaran muatan lokal (mulok)
oleh para misionaris pada pendidikan dasar dan
menengah di Resort Biak-Numfor Tanah Papua. Orang
Biak selalu meratapi dan merindukan pelajaran mulok
BB tersebut hingga saat ini. Oleh karena dimusnahkan
dan tidak diperbolehkan untuk diajarkan lagi oleh
pemerintah, karena konspirasi politik pada tahun 1963
yang berlanjut sampai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang kemungkinan dapat memberikan
angin segar dan harapan hidup bagi BB dan BD tertentu
di Tanah Papua. Baca lebih lanjut

Sistem Komunikasi Verbal di Masyarakat Perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Pengantar
Beribu puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Mahaesa dan ucapan terima kasih saya haturkan kepada panitia
Kongres Bahasa Indonesia IX, atas kepercayaan yang diberikan kepada
saya untuk menjadi pemakalah undangan walaupun topik yang
diberikan kepada saya sangat luas, dan rasanya di luar kemampuan saya
untuk membicarakannya secara mendalam dan tuntas. Kepercayaan itu
saya terima sebagai amanah yang mulia yang harus saya laksanakan
sebaik-baiknya di dalam berbagai keterbatasan saya. Keluasan itu
bersumber pada beberapa hal. Pertama istilah “sistem komunikasi
verbal” itu bersangkutan dengan beberapa persoalan, yakni sistem
komunikasi verbal bersangkutan dengan sejumlah bahasa (langue) yang
digunakan di perkotaan, yang paling tidak dalam konteks masyarakat
perkotaan di Indonesia ada tiga bahasa atau kelompok bahasa, yakni
bahasa nasional bahasa Indonesia, bahasa-bahasa daerah, dan bahasabahasa
asing. Selain itu, masing-masing memiliki berbagai variasi
(mungkin dialek, ragam, register, dsb.) bergantung dengan tingkat
keluasan pemakaian masing-masing bahasa itu. Kedua konsep
“perkotaan” itu sendiri juga tidak kalah rumit pembatasannya. Batas
kota dan pedesaan dalam era yang serba mengglobal ini juga tidak
jelas. Selain itu, setiap perkotaan memiliki karakteristiknya sendirisendiri
yang kadang-kadang perbedaannya masing-masing sangat
mencolok sehingga akan sangat riskan bila akan diusahakan
generalisasinya. Sehubungan dengan itu, makalah ini akan mencoba
menguraikan sistem komunikasi verbal pada masyarakat tertentu, yang
dalam hal ini adalah masyarakat tempat saya berdomisili selama kurang
lebih 30 tahun, yakni masyarakat perkotaan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Rumitnya konstelasi sosiolinguistik kota pelajar yang
merupakan tempat bertemunya berbagai etnis dengan latar belakang
bahasa dan budaya yang berbeda juga merupakan pertimbangan saya
untuk memilihnya. Untuk mendapatkan jawaban terhadap berbagai
permasalahan pemakaian bahasa yang terdapat di dalamnya di samping
pengamatan yang mendalam, dilakukan juga wawancara terselubung
dengan berbagai pihak, seperti guru-guru bahasa, redaktur majalah dan
surat kabar, ketua dan anggota kelompok etnik, ketua dan anggota
rukun tangga, dsb. Gambaran tentang situasi pemakaian bahasa dengan
sejumlah permasalahannya nantinya diharapkan menjadi masukan yang
sangat berguna di dalam menangani berbagai masalah kebahasaan. Baca lebih lanjut

Studi Indonesia di Italia

“ … per la dolcezza l’italiano dell’Estremo Oriente…”
(Odoardo Beccari, 1843-1920)
Pusat Studi Indonesia yang tersebar di Eropa, Amerika dan
Australia, kebanyakan sudah menjadi bagian dari tradisi lembaga
masing-masing sejak lama. Demikianlah walau pun studi Bahasa dan
Sastra Indonesia bukan merupakan tradisi secara resmi di Italia, namun
pada tahun 1964 telah masuk dalam kurikulum studi di Universitas
Negeri Italia dengan resmi dan dengan surat keputusan pemerintah.
Sampai sekarang, University of Naples “Orientale”merupakan satu-satunya
lembaga resmi dan Universitas Negeri di Italia yang
mempunyai disiplin Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum
studinya. Baca lebih lanjut

Pemetaan Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia

ABSTRAK
Upaya pengidentifikasian jumlah bahasa di Indonesia sudah
cukup banyak dilakukan baik oleh lembaga/pakar linguistik Indonesia
maupun lembaga/pakar asing. Hasil yang diperoleh cukup beragam,
sehingga tidak jarang kondisi ini menimbulkan kesimpangsiuran
informasi tentang jumlah bahasa yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia.

Faktor utama yang menyebabkan keberagaman hasil tersebut
adalah keberbedaan dalam penggunaan metode. Untuk itu, Pusat
Bahasa, sejak 1992 s.d. 2008 telah berupaya melakukan identifikasi
bahasa di Indonesia dengan mengembangkan suatu kerangka
konseptual metodologis yang dapat diterapkan secara menyeluruh.
Bagaimana wujud, landasan filosofis yang melatarbelakangi, serta
aplikasi dan hasil yang dicapai dengan menerapkan kerangka
metodologis tersebut menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini. Baca lebih lanjut

Pembelajaran Bahasa Indonesia: Pemberdayaan Potensi Diri Pembelajar Melalui Strategi Inovatif

1. Pendahuluan
Dewasa ini sinyalemen negatif tentang Pembelajaran Bahasa
Indonesia (PBI) masih menjadi isu aktual dan mengemuka di berbagai
media/forum ilmiah. Dinyatakan, bahwa PBI di setiap jenjang dan
institusi pendidikan pada umumnya belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Proses pembelajaran dan produktivitasnya pun kurang
memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun relevansinya
dengan kebutuhan (AJBI, 2008). Pernyataan yang agak spesifik juga
muncul, bahwa kondisi PBI masih memprihatinkan. Proses pembelajaran
berlangsung timpang; seadanya, tanpa bobot dan monoton,
sehingga pembelajaran terpasung dalam suasana pembelajaran yang
kaku dan membosankan. Hasilnya pun kemampuan berbahasa mereka
rendah, kurang mampu mengungkapkan perasaan dan gagasan secara
logis, runtut, dan mudah dipahami (Tuhusetya, 2008). Pernyataan yang
menggambarkan ketimpangan ini sekaligus merupakan problematik
mendasar tentang penyelenggaraan PBI yang perlu mendapatkan
respon dan upaya solusinya. Baca lebih lanjut

Pelestarian Sastra Daerah di Bangka Belitung Suatu Upaya Pemertahanan Budaya

1. Pendahuluan
Bangka Belitung awalnya merupakan bagian dari Provinsi
Sumatera Selatan. Di era reformasi pada tahun 2000 melalui Undangundang
nomor 27 terbentuklah Provinsi Bangka Belitung. Secara
kultural Bangka Belitung merupakan rumpun Melayu, demikian juga
bahasanya masuk dalam rumpun bahasa Melayu Bangka dan Melayu
Belitung.
Melalui media bahasa daerah tersebut muncullah beberapa
karya yang ditulis oleh para penulis daerah. Kebanyakan dari para
penulis sastra tersebut menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa yang
digunakan masyarakat Bangka Belitung tidak mengenal tingkatan
sepertinya bahasa Jawa atau Sunda. Untuk mengungkapkan hal-hal
yang bersifat formal menggunakan bahasa Indonesia sedangkan untuk
mengukapkan hal-hal yang bersifat nonformal menggunakan bahasa
Melayu Bangka atau Melayu Belitung. Baca lebih lanjut

Paradigma Baru Pengajaran Apresiasi Sastra Indonesia

A B S T R AC T
The appropriate and correct literature teaching is
aesthetic perspective adopted teaching and emphasize on that
perspective; students are able to identify intrinsic and
extrinsic values encountered in literary works (Rosenblatt,
1978:22-47). So far the teaching of Indonesian literary
appreciation has focused on the perspective. However, such
kind of teaching still applies structuralism-based approach;
students appreciate literary works by describing the elements
of fiction structurally. This criticized the existence of
literature teaching by the presence of assumptions that
literature is merely a subject for enjoyment and impossible to
promote students’ language skills. Baca lebih lanjut

Menggagas Imperium Bahasa Indonesia Menuju Kebangkitan Bahasa Bangsa yang Cerdas, Bermutu, dan Berdaya Saing

ABSTRACT
Make an idea about indonesia language empire
goes to involve intelligent, qualify and efficient.
Working paper that will be presentated in indonesia
language congress IX in Jakarta. This work paper will
be discuss about (1) Empire Indonesia language
civilization, (b) Language Yuridity, Nationality
civilization in Indonesia, (2) Language involve, nation
involve will be great from (a) Indonesia language
morality and (b) Efficient of nation language. (3) What
is the part of young man in nation language, Indonesia
Languge. Baca lebih lanjut

Kesantunan Berbahasa Indonesia sebagai Pembentuk Kepribadian Bangsa

1. Pendahuluan
Pada hakikatnya, bahasa yang dimiliki dan digunakan oleh
manusia tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Seandainya ada
bahasa yang sudah mampu mengungkapkan sebagian besar pikiran dan
perasaan lebih dari bahasa yang lain, bukan karena bahasa itu lebih
baik tetapi karena pemilik dan pemakai bahasa sudah mampu menggali
potensi bahasa itu lebih dari yang lain. Jadi yang lebih baik bukan
bahasanya tetapi kemampuan manusianya. Semua bahasa hakikatnya
sama, yaitu sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, ungkapan bahwa
bahasa menunjukkan bangsa tidak dimaksudkan untuk menyatakan
bahwa bahasa satu lebih baik dari bahasa yang lain. Maksud dari
ungkapan itu adalah bahwa ketika seseorang sedang berkomunukasi
dengan bahasanya mampu menggali potensi bahasanya dan mampu
menggunakannya secara baik, benar, dan santun merpakan cermin dari
sifat dan kepribadian pemakainya. Baca lebih lanjut

Jejak Langkah Majalah Sekolah: Ekspresi Semangat Keremajaan

ABSTRACT
School magazine is one of the discourse to guide
and develop the youth potential to produce the reliable
and cultured writers. The identities of the homogenious
readers produce greetings, interjections, superlatives,
negation, conjunction, code mix, the infinite forms to
express intimacy, and familiarity. This causes the use of
the language rules not consistently especially in the
rubrics for readers’ letters, editors, and the rubrics
dealing with youth lives (musics, humours, talk show,
and news). Deviaton decreases in the rubrics of opinion,
article, religious reflection, talk show with the teachers
or head masters. In this way the language use is not
necessary to be worried to disrupt Indonesian language.
The content of the magazine varies from the topics in
the school (various school activities, sports, art, the
profiles of the teachers and students, etc.), in the region
(graffiti, sickness, city master plan, etc.), in the state
(education, natioal exam, illigal logging, national
commemoration, etc.), to those in the world (global
warming, AIDS, etc.)
Key words: content, editor, language, rules, school
magazine, youth. Baca lebih lanjut

Bahasa Indonesia dan Realitas Indonesia

ABSTRACT
This paper explain about the existence of Indonesian
Language in the History of people formed and
Indonesia. Indonesian Language could not be consider
only as union, national, or nation language, but also as
ground instrument of the nation and Indonesia’s formed.
It must be consider by essencially and fundamenttally
roling in producing significant nationality and affair of
state products such as national anthem, the Proclaim of
Independence, constitution, dan other intellectual
constructions. It also could not be positioned as a
language used to communicate but it becomes ground
field from the existence of Indonesia reality. Indonesian
language reality is Indonesian people reality, also on
vice versa. Several important dimension to
understanding Indonesia reality connected with
Indonesian language reality, among others (1) the
relation between Indonesian language with nationalism
construction, (2) the relation of Indonesian language as
principal of identity, (3) Indonesian language and
expression of Indonesia, and (4) how the Indonesian
language positioned as spectacles of contemporary
Indonesian people. Baca lebih lanjut

Bahasa Terancam Punah: Fakta, Sebab-Musabab, Gejala, dan Strategi Perawatannya

1. Pengantar
Sebab utama kepunahan bahasa-bahasa adalah karena para
orang tua tak lagi mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anaknya dan
tidak lagi secara aktif menggunakannya di rumah dalam berbagai ranah
komunikasi (Grimes, 2000:17) Sebab yang lainnya adalah, bukan
karena penuturnya berhenti bertutur, melainkan akibat dari pilihan
penggunaan bahasa sebagian besar masyarakat tuturnya (Landweer,
1999:1). Terkait dengan kepunahan bahasa-bahasa di dunia, terutama di
Indonesia, makalah ini akan membentangkan tiga hal penting: (1)
fakta-fakta mengenai kepunahan bahasa, (2) sebab, gejala, dan kategori
kepunahan, serta (3) strategi perawatannya agar bahasa-bahasa
terselamatkan dari kepunahan. Baca lebih lanjut

Media Cetak dan Bahasa Indonesia: Melirik Segmen Media Orang Muda

Contoh 1
• Apa sih yang sering kita lakukan untuk mengisi waktu luang atau
kegiatan yang kita sukai? Misalnya, kita suka membaca,
menggambar, menulis buku harian, dan memasak. Coba deh
mengasah hobi kita itu dengan memperbanyak latihan, seperti
banyak membaca dan menulis puisi. (Kompas, Muda, 17 Oktober
2008) Baca lebih lanjut

Pencerdasan Bangsa Melalui Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Industri Perfilman

PENDAHULUAN
Bahasan ini mengacu pada surat dari Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional:
dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda
serta 60 tahun Pusat Bahasa, tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa. Sebagai Puncak
Acara Tahun 2008, diselenggarakan Kongres IX Bahasa Indonesia yang bertaraf internasional, di
Jakarta. Kongres merupakan upaya mengangkat peran bahasa dan sastra dalam membangun
generasi pelapis sebagai insan Indonesia yang cerdas, bermutu dan berdaya saing, baiklokal,
nasional maupun global dalam memasuki tatanan baru 2015. Tema Kongres adalah ”Bahasa
Indonesia Membentuk Insan Indonesia Cerdas Kompetitif di Atas Fondasi Peradaban Bangsa”. Baca lebih lanjut

Pencerdasan Bangsa Melalui Penggunaan Bahasa Dalam Industri Perfilman dan Persinetronan

Ada pepatah yang mengatakan bahasa menunjukkan bangsa. Peribahasa ini mengandung falsafah yang dalam, bukan sebatas pengertian ‘the language to indicate the nation’, tetapi lebih menukik meliputi sikap (attitude) perilaku (behavior) keanggunan (beauty) dan brain alias kecerdasan. Bila perlu dapat ditambah 1 B lagi yang merujuk pada body, karena ‘bentuk/fisik’ bahasa Indonesia yang semakin berkembang dan mampu mencakup semua disiplin ilmu.. Baca lebih lanjut

Bahasa Indonesia Media Kaum Muda: Tinjauan Sepintas

Peran Media
Bukan hal yang istimewa jika dikatakan media cetak, surat kabar dan majalah, yang
terbit di Tanah Air berkewajiban memasyarakatkan Bahasa Indonesia. Secara yuridis
formal media yang terbit di wilayah nusantara ini mempunyai kewajiban yang menurut
penulis terkait dengan bahasa nasional. Dalam Undang-Undang no 40 tahun 199 tentang
Pers Bab II pasal 3 disebutkan pers nasional memiliki fungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Di dalam dua fungsi pertama di atas itulah upaya
pemasyarakatan Bahasa Indonesia mendapat tempat. Baca lebih lanjut